Minggu, 29 Januari 2017

Cara Dan Proses Menjadi Dokter

View Article
Dokter adalah salah satu profesi yang mulia. Di tengah masyarakat kaum dokterpun dianggap kaum yang berlimpah harta. Tidak heran banyak yang bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Apakah proses nya semudah membalik telapak tangan? Tentu saja tidak.
Tulisan di bawah ini merupakan tahapan-tahapan yang harus dijalani seseorang jika ingin menjadi dokter. Tulisan berikut saya ambil dari sebuah thread di kaskus. Link sumber ada di akhir tulisan.
Tahapan Menjadi Dokter
1. Seleksi masuk FK

Proses seleksi masuk fakultas kedokteran tidak jauh berbeda dengan seleksi masuk ke fakultas lainnya,, yang berbeda biasanya hanya passing grade dan biaya awal/uang pembangunan (ada beragam istilahnya)…
Prosesnya sendiri ada yang melalui PBUD (penelusuran bibit unggul daerah), SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri), jalur khusus, dll.
Nah yang perlu DIKETAHUI bersama, masuk FK itu tidak selalu harus bayar mahal,, karena biaya mahal itu hanya jika kita masuk FK melalui proses Jalur Khusus (kalau di tempat saya UNRI – Universitas Riau istilahnya Bina Lingkungan). Jika melalui proses Jalur Khusus biaya awal yang harus dibayar berkisar 60-200 juta. Namun jika melalui proses PBUD atau SNMPTN biaya awalnya hanya berkisar 10-20 juta.
2. Kuliah Sarjana

Sistem perkuliahan di kedokteran saat ini menggunakan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), saat kuliah nantinya calon2 dokter akan mengikuti kuliah pakar, tutorial, skill lab, praktikum, dan ujian.
Tutorial sendiri merupakan suatu metode belajar kelompok (10-15 mahasiswa) yang dibimbing oleh seorang tutor (dosen).
Skill lab merupakan simulasi keterampilan medis yang biasanya dipraktekkan dengan bantuan alat peraga (phantom) atau pasien simulasi. Contohnya skill ‘mengambil darah’, disini biasanya antara 2 orang mahasiswa kedokteran akan saling bertukar peran untuk mempelajari keterampilan ini. A mengambil darah B, dan kemudian sebaliknya.
Praktikum merupakan pelaksanaan keterampilan biomedis misalnya histologi, mikrobiologi, dan anatomi. Nah untuk anatomi seorang mahasiswa kedokteran harus mempelajari seorang Kadaver “mayat yang diawetkan” untuk dipelajari bentuk dan letak organ2 tubuhnya.
Kuliah sarjana kedokteran ini lamanya bervariasi, paling cepat 3,5 tahun.
3. Profesi (Koas)

Setelah lulus sarjana (mendapat gelar S.Ked “sarjana kedokteran”), seorang calon dokter untuk mendapatkan titel dokter (dr.) nya harus melaksanakan profesi atau istilahnya menjadi seorang koas (istilah kerennya dokter muda). Proses ini merupakan proses yang tersulit dan paling berkesan bagi seorang dokter. Proses ini dilaksanakan di rumah sakit pendidikan selama minimal 1,5 tahun (untuk UNRI dilaksanakan di RSUD Arifin Achmad / RSUD AA). Tahap ini merupakan tahap pengaplikasian ilmu kedokteran yg telah dimiliki selama kuliah kepada pasien sebenarnya. Jadi pada tahap ini calon dokter sudah bertindak sebagai dokter namun masih di bawah pengawasan pembimbingnya.
Nah pada tahap ini, pada beberapa bagian tertentu seorang dokter muda akan melaksanakan Jaga Malam, misalnya di bagian IGD (gawat darurat) RSUD AA, jika kita mendapat giliran Jaga Malam, maka artinya kita harus bertugas di Rumah Sakit selama 32 jam, karena harus masuk Shift pagi (Jam 7 – 14.00), ditambah shift jaga (jam 14.00 – 7.00), plus kegiatan pagi besoknya lagi (jam 7 – 14.00). Kebayangkan gimana capeknya ??
Belum lagi saat menghadapi keluarga pasien yang cerewet, pasien yg memiliki sakit menular, serta pasien yang sakratul maut,, jadi gak selalu enak untuk jadi dokter itu gan… hehe
4. Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)

Setelah menyelesaikan profesi, seorang dokter muda tadi akan di yudisium sebagai tanda sah mengenakan titel dokter (dr.), namun tidak sampai disitu, dokter tadi tidak bisa langsung bebas melaksanakan praktek kedokterannya, terlebih dahulu dokter tersebut harus mengikuti UKDI atau ujian kompetensi dokter indonesia,, ujian ini dilaksakan 4x setahun, dan serentak di seluruh indonesia, jadi sebagai standarisasi bahwa semua dokter dari FK manapun memiliki kompetensi minimal yang sama. Jadi UKDI ini ibarat UN (Ujian Nasional) nya lah kalau bagi anak SMA. UKDI ini terdiri dari ujian teori (disebut CBT) yang berjumlah 200 soal dan ujian praktek (disebut OSCE) yang terdiri dari 12 station. Biaya mengikuti UKDI ini juga cukup besar gan, Rp 1 juta/ujian per orang.
Jika lulus UKDI, dokter tadi akan diperbolehkan mengurus STR “surat tanda registrasi”, sebagai tanda dia sudah legal berpraktek di Indonesia. Nah jika belum lulus UKDI, dokter yg bersangkutan harus mengikuti lagi UKDI ini 3 bulan kemudian, dan tentunya harus membayar lagi gan biaya administrasinya.
updated : UKDI agan berganti dengan EXIT EXAM, dimana pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung oleh pihak kampus dan dilaksanakan pada tingkat akhir setelah selesai koas dan sebelum yudisium dokter. Sehingga tidak ada lagi dokter yang nasibnya tidak jelas (sudah dokter tapi tidak boleh praktek karena tidak lulus ujian kompetensi)

http://www.ayasnotes.com/cara-dan-proses-menjadi-dokter.html

Benar Mau Jadi Dokter, Baca Ini Dulu!

View Article
Saat mendekati detik-detik ujian masuk perguruan tinggi, kotak email di jejaring sosial saya akan penuh dengan pertanyaan "Bagaiamana caranya masuk fakultas kedokteran?" Semakin tahun, pendaftar yang memilih fakultas kedokteran sebagai bidang studi bukannya semakin berkurang malah terus bertambah.
Padahal gosip mahalnya biaya pendidikan kedokteran terus saja santer terdengar. Bukan hanya puluhan juta malah bahkan ada yang ratusan juta. Entah darimana gosip tersebut terus berkembang hingga muncul pemikiran tersendiri bahwa hanya orang kaya saja yang bisa masuk ke fakultas bergengsi tersebut.
Terlepas dari berbagai pemikiran di atas, kerap kali saya selalu menanyakan kembali kepada calon mahasiswa tersebut, "Kenapa ingin jadi dokter?" Pertanyaan sederhana yang membuat mereka berpikir bahwa menjadi dokter bukan sekadar gaya-gayaan masuk ke fakultas bergengsi atau sekadar membanggakan orangtua. Bukan itu. Menjadi dokter adalah panggilan jiwa yang tidak hanya membutuhkan hati yang bersih tetapi juga otak yang mumpuni.
Menjadi dokter bukan sekadar sanggup membayar "uang masuk" namun juga harus kuat "isi otaknya" bersaing secara sehat dengan pelajar hebat lainnya. Bahwa benar Indonesia hingga saat ini masih membutuhkan dokter karena total jumlah dokter hanya 110.000 dengan rasio 1:3.000 penduduk*.
Namun bukan berarti 72 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia harus selalu diserbu peminat hanya karena negeri kita masih butuh dokter. Apalah arti banyak fakultas kedokteran jika lulusan dokter terus berkurang mutunya karena "isi otak" yang kurang dibandingkan "isi dompet".

"Menjadi dokter bukan sekadar sanggup membayar "uang masuk" namun juga harus kuat "isi otaknya" bersaing secara sehat dengan pelajar hebat lainnya"

Isi otak dan isi hati berperan penting dalam pembelajaran menjadi dokter yang handal karena perjalanan menjadi dokter bukan perjalanan singkat seperti fakultas lain. Wajar kiranya karena dokter berhadapan dengan manusia yang mempunyai hati juga. Kesembuhan tidak saja bergantung dari kepintaran seorang dokter tetapi ditunjang oleh etika dan tata krama seorang dokter menghadapi pasien.
Dua hal inilah yang sekiranya perlu dipikirkan ulang oleh calon mahasiswa kedokteran. Sudah siapkah menghabiskan waktu minimal enam tahun untuk selalu belajar, jatah tidur berkurang bahkan mental diuji selalu karena berhadapan dengan pasien gawat?
Sudah siapkah mengurangi jatah bermain dan hidup enak? Bahkan jauh perlu dipikirkan jika menjadi dokter karena tulus mengabdikan diri, sudah siapkah bekerja di daerah terpelosok dan bukan hanya menjadi dokter di perkotaan?
Jika Anda berpikir hidup menjadi dokter itu bergelimang harta karena pasiennya banyak, Anda saya sarankan untuk berpindah haluan dari awal. Banyak hal sebenarnya yang harus dipikirkan ulang ketika ingin menjadi dokter. Bukan hanya karena dipaksa orang tua yang ingin anaknya menjadi dokter. Jangan sampai sudah masuk tetapi keluar lagi lantaran "otak" dan "mental" yang tidak kuat.

http://jurnal.selasar.com/gaya-hidup/benar-mau-jadi-dokter-baca-ini-dulu

Pendidikan Profesi Dokter

View Article
Gara-gara keingetan keinginan terpendam dari my mommy yang meminta daku menjadi dokter, jadi pengen bahas tentang pendidikan profesi dokter deh..hehehe…Emang sih saya gak pernah kepikiran walau cuma 1 menit aja buat jadi dokter walaupun nyokap sering banget meminta saya buat kuliah kedokteran, tapi karena saya dulu pas kuliah tinggal satu kost selama 4 tahun bareng anak-anak kedokteran jadinya familiar banget sama kehidupan teman-teman dari fak. Kedokteran.
Cukup 1 kata yang tepat buat mengambarkan kehidupan mereka “Ribet” alias “Ruwet” alias ” Sibuk Banget”, pokoknya bener- bener harus ekstra sabar dan rajin untuk menempuh Pendidikan Profesi Dokter. Jadi menurutku salah besar ketika banyak orang menyebutkan hanya orang pintar yang bisa kuliah di Kedokteran, justru yang benar yaitu hanya orang rajin, sabar dan telaten yang bisa kuliah di Kedokteran. Orang pintar saja gak cukup untuk menghadapi ribetnya kuliah di Kedokteran. Diperlukan orang yang rajin, sabar dan telaten untuk bisa berhasil menjadi dokter yang handal….salut gw sama anak2 FK! 
Awal kuliah mereka aja menurutku sudah memerlukan ketelatenan ekstra,suerr deh…Saat masa ospek, ketika temen- temen dari fakultas lain pada sibuk cari barang-barang aneh yg diminta para senior, temen-temen FK ( Fakultas Kedokteran) justru pada bingung bikin makalah..Lha,pada awalnya saya sempat iri juga,ihh keren ya anak FK, cuma bikin makalah doang, kita dong suruh cari-cari makanan Alien..hehehe..tapi setelah dipikir-pikir, mending cari makanan Alien deh, gak dapet paling diomelin, tapi anak FK? Kuliah aja belum udah suruh bikin makalah, mana ntar presentasi juga, kalo salah dan cuma copy paste doang dapet malu deh jadinya. Belum kuliah kok udah malu- maluin..untung deh saya gak jadi masuk FK..pasti deh malu-maluin, hobinya copy paste…hahaha
Dan ketika memasuki masa kuliah, kita-kita Maba (Mahasiswa Baru) kan biasanya masih santai gitu, keluyuran kesana-kemari, tepe-tepe sama kakak tingkat, galau-galau mau masuk Unitas mana ato nyasar-nyasar cobain naek angkot bt kota-kota (jalan-jalan maksudnya..hehe)..tapii…hal itu gak berlaku buat temen-temen dari FK. Seingat gw mereka tu udah mulai kuliah udah sibuknya minta ampun, pas ospek aja sibuk apalagi kuliah yak..Kita dari fakultas lain yg masih ha he ho, gak tau apa-apa masalah mata kuliah (maklum masa transisi dari SMA, sebelum disuruh pada gak ngapa-ngapain) ehh..temen-temen FK udah pada beli buku yang tebelnya bisa buat bunuh orang..busyettt…dah itu gak cuma 1 tapi banyaakkk…Pernah gw diajak temen kost gw yang anak FK beli buku (ciee…temen gw beli buku kuliah, gw beli komik), busyet harganya, bener-bener bikin pingsan..ampun, ni beneran beli buku buat belajar semahal ini??..kalo cuma buat bantal doang bisa kualat kita sama ortu..Jadi pas bayar di kasir, gw paling cuma habis puluhan ribu buat beli komik, lha temen gw beli buku 2 aja habisnya sampai jutaan…*pingsann
Dasar gw orangnya tipe penasaran tingkat dewa, gw sering banget samperin temen gw yang anak FK itu, iseng-iseng pengen baca-baca buku mahal…hahaha..Pas gw maen ke kamarnya, haduhhh..Kamar anak Kedokteran gak ada yang rapi!suer..tapi mungkin dasar temen gw aja ya yg malesan, hahaha, tapi maklum deh lha bukunya sebanyak itu dan ada dimana-mana dan semuanya dibaca!!!..Kereenn!!!…Gw coba deh baca-baca buku-buku mahal itu, yg harganya jutaan itu lhoo…bukunya tebel, tapi gak tebel2 amat kok, gedhe yg jelas, sampul and covernya bagus (pantesan mahal) namanya kalo gak salah atlas Anatomy ato apalah pokoknya anatomi-anatomi gitu lah..dan isinya..seremmm…beneran deh serem..masak isinya gambar-gambar potongan tubuh, dan itu bukan dalam bentuk gambar skesta lho, tapi gambar asli, jadi keliatannya mayat langsung difoto gitu..Ihh…jijik bangettt…berdarah-darah gitu..Tapi karena penasaran, ya dilanjutin deh..hahaha…habis itu gw muntah-muntah dan malemnya gak bisa tidur gara-gara bayangin potongan kepala dari buku anatomi itu..hiiii…gak lagi deh baca buku tu..
Buku-buku yang lain juga seru buat dilihat gambarnya (bukan dibaca lho), ada fisiologi, ada buku anatomi yg lain, macem2 deh..cuma 1 buku aja yang harus dibaca, soalnya isinya tulisan semua, namanya Kamus Kedokteran Dorland..hahaha, namanya aja kamus, ya tulisan doang dongg..ada gambar-gambarnya juga kalo gak salah tapi cuma dikit..hehe..Yap, dan buku-buku tebel itu semuanya dibaca oleh temen-temen FK, semuanyaa…dibaca dan dihapalinn…(kali ini lo harus bilang WOW)..untuk ukuran anak yang malas belajar kayak gw, hal itu bener-bener WOW…untung gw bersikukuh gak mau masuk FK ya, bisa masuk rumah sakit gara-gara kecanduan buku sama kertas yak, bahaya!
Buku Ekonomi tu juga tebel-tebel kayak buku Kedokteran, tapi gak harus dibaca semua dan dibaca sekilas aja kita langsung bisa ambil point-point pentingnya, tapi kalo buku Kedokteran, of course u have to read all of them..Coba bayangin deh kalo misal temen-temen yang kuliah Kedokteran baca bukunya cuma sekilas aja kayak gw,bisa-bisa ngobatin orang yang cuma sekilas aja dong, jadi malpraktek dah..seremm…Thats why I told u how “ribet” for being a doctor? so we have to appreciate their profession. Jadi dokter tu susah, kuliahnya ribet, kerja juga ribet..tapi kalo gak ada yang mau jadi dokter, trus sapa yang ngobatin kita-kita dan elu-elu kalo pada sakit?haha..Syukurlah deh masih ada yang mau buat jadi dokter, 10 thumbs buat mereka..salutt!!
Oia, ada pengalaman heroik yang pernah gw alamin yang berhubungan dengan mahasiswa kedokteran di kost gw dulu..Yak, lebih tepatnya serem..Jadi gini, temen gw yang anak FK itu,pulang dari kuliah langsung ribut-ribut heboh pas kita-kita lagi serius nonton tipi..ya jadinya gw samperin tu temen gw yg da di Lantai 2…            “Napa Nes? Kok heboh gt?”            “Sini deh Prim, gw bawa sesuatu dari kampus,keren deh”
Satu kata “keren”, gw sempat berpikir kali dia bawa alat kedokteran baru gt ato mungkin dia poto-poto ma dosennya yang cakep, ato dia poto-poto di salah satu labnya yang keren gt…tapi ternyata eng Ing enggg….dia bawa tulang…ya tulang!..bukan tulang sapi yang biasa dimakan Gufy ato Snoopy ato Bruno tapi tulang manusia!…Gilee nih anak…Dan tulang itu dipamerin semua temen-temen kost. Gw cuma ngeri and bilang, “Lo gpp bawa tulang manusia gt?ntar kalo yang punya nyariin trus nyamperin kamu gmn Nes? “..dia cuma ketawa-ketawa aja and bilang, “tenang-tenang, kan mau gw pake buat belajar, jadi gpp deh,Insya Allah gak protes yang punya.”..Oke deh, semoga gak ada uka-uka di kosan gw..Tapi sayangnya tidakk..Untung kamar gw di Lantai 1, bukan di Lantai 2. Kata temen2 yang ada di Lantai 2, pas temen gw da ada di kamar, tu tulang klothak-klothak gak karuan, dan temen gw yg kamarnya dempetan sama tu anak dengerin hampir tiap hari…Nah lho, beneran keren deh..Banyak temen kost yang protes suruh balikin tu tulang, tapi temen gw blg gak bisa soalnya dia butuh banget tu tulang buat belajar, tapi herannya kalo pas temen gw ada di kamarnya, tu tulang diem, gak klothak-klothak..beneran cemen tu tulang, beraninya kalo gak ada orangnya!..Yah begitulah lika-liku kehidupan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Masih untung deh temen gw “cuma” bawa tulang manusia, soalnya mereka pernah bilang mau bawa organ-organ tubuh yang diawetkan buat belajar, namanya “CADAVER”…Pasti kita kubur deh tuh Cadaver kalo sampe masuk kost..hahaha…tapi untungnya gak pernah kejadian sampe dia pindah kost di deket rumah sakit…Fuihh…Alhamdulilah
Kalo dari alur formal proses kuliah mereka, kalo gak salah ya dari info temen yg kuliah di FK, temen-temen FK itu kuliah teori di kampus 4 tahun, habis itu kuliah di rumah sakit (namanya Koas) selama 2 tahun..Jadi lulus dari kampus 4 tahun wisuda S.Kes (Sarjana Kesehatan) habis itu kuliah di rumah sakit 2 tahun, habis itu Sumpah Dokter baru deh dapat gelar dr. jadi total kuliah 6 tahun, kalo lancar…kalo gak lancar (ada yang ngulang mata kuliah..a.k.a IP jelek) ya bisa lebih dari 6 tahun..so what do u think? habis itu kalo gak salah ada PTT deh buat dokter-dokter itu kalo udah lulus Pendidikan Profesi Dokter dengan ditempatkan di daerah-daerah tertinggal buat persyaratan ngambil spesialis. Gw liat dari pengalaman kakak iparnya sobat gw, dia lulus Pendidikan Profesi Dokter trus PTT di Papua, di daerah suku Asmat and she is a woman!! Busyett,keren banget tu mbak…trus sekarang udah ngambil spesialis, spesialis Kandungan lagi, keren kan..ya tapi gitu deh, perjuangannya heroik sekali untuk mengambil Pendidikan Spesialis..so sweet.

https://finchnewlife.wordpress.com/2012/10/17/pendidikan-profesi-dokter/